Sabtu, 1 Ogos 2009

Dalil-dalil Yang Mengharamkan Nyanyian Dan Muzik

Oleh: Ibnul Qayyim Al-Jauziyah

Di bawah ini akan kami tampilkan hadis-hadis Nabi yang menunjukkan pengharaman secara jelas (sarih) terhadap berbagai macam alat hiburan dan musik.

Diriwayatkan bahwa Abdurrahman bin Ghanam berkata : Abu Amir atau Abu Malik Al-Asy'ari Radiyallahu 'anhu telah menceritakan kepadaku bahwa dia pernah mendengar Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda, "Di kalangan umatku nanti akan ada suatu kaum yang menghalalkan perzinaan, sutera, khamr (arak) dan alat-alat muzik."

Ini adalah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shahihnya, meskipun diriwayatkan secara mu'allaq, namun tetap dijadikan hujah yang beliau masukkan dalam bab tersendiri, iaitu Bab tentang Orang yang menghalalkan Khamr dan Menamainya dengan Nama Lain. "Hisyam bin Ammar berkata : telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Khalid dari Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, dari Athiyah bin Qais Al-Kilabi, dari Abdurrahman bin Ghanm Al-Asy'ari bahwa dia berkata : Amir atau Abu Malik Al-Asy'ari, -Demi Allah dia tidak membohongiku- menceritakan kepada kami bahawa dia pernah mendengar Rasulullah bersabda : "Sungguh akan ada suatu kaum dari umatku yang menghalalkan perzinaan, sutera, khamr dan alat-alat muzik."

Orang-orang yang mencacatkan kesahihan hadis ini tidak dapat beralasan apa-apa, seperti Ibnu Hazm, kecuali hanya untuk membela mazhabnya yang batil dalam hal membolehkan hiburan atau muzik dengan menganggap hadis Al-Bukhari di atas adalah munqathi' (terputus), kerana Al-Bukhari tidak menyambungkan sanad hadis tersebut.

Jawaban mengenai kerancuan ini adalah sebagai berikut:

Sesungguhnya Al-Bukhari telah bertemu Hisyam bin Ammar dan telah mendengarkan hadis dirinya. Maka jika Al-Bukhari mengatakan: Hisyam telah berkata. itu bererti sama ertinya dengan mengatakan: Dari Hisyam. Seandainya Al-Bukhari belum pernah mendengar hadis itu darinya, maka sudah tentu dia tidak akan membolehkan untuk meyakini hadis itu darinya, kecuali memang sahih bahawa dia (Hisyam) benar-benar pernah mengatakannya. Hal seperti ini banyak digunakan amat banyaknya rawi yang meriwayatkannya hadis dari syaikh tersebut dan kerana kemasyhurannya. Lagi pula yang namanya Al-Bukhari itu adalah rawi yang paling jauh dari perbuatan tadlis (pemalsuan). Al-Bukhari sendiri memasukkan hadis tersebut dalam kitabnya yang diberi nama Sahih, yang dijadikan hujah oleh beliau. Seandainya hadis ini tidak dianggap sahih oleh beliau, tentu beliau tidak akan memasukkannya dalam kitab Sahih beliau.

Al-Bukhari menta'liqnya dengan shighar jazm, bukan shighat tamridh. Ia juga mengambil sikap tawaquf mengenai suatu hadis atau jika hadis yang ada itu tidak memenuhi persyaratannya, maka Al-Bukhari biasanya mengatakan, "Wa yurwa'an Rasulullah wa yudzkaru'anhu." (Diriwayatkan dari Rasulullah dan disebutkan darinya), atau ungkapan yang sejenisnya.

Namun jika Al-Bukhari sudah mengatakan, "Qola Rasulullah " (Rasulullah telah bersabda), maka bererti ia telah menetapkan dan memastikan bahawa hal itu benar-benar dari Nabi. Kalau saja kita buang alasan di atas, maka hadis ini tetap dianggap sahih dan muttasil oleh hadis lainnya. Abu Daud dalam kitab Al-Libas mengatakan: telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab bin Najdah, katanya: Bisyr bin Bakar telah menceritakan kepada kami Athiyah bin Qais yang mengatakan: Aku telah mendengar Abdurrahman bin Ghanm Al Asy'ari berkata : Abu Amir atau Abu Malik telah menceritakan kepada kami, lalu disebutkan hadis seperti di atas secara ringkas. Abu Bakar Al-Ismaili juga meriwayatkan dalam kitabnya As-Sahih, secara musnad. Ia mengatakan : Abu Amir tidak dapat diragukan.

Nalarnya, bahawa segala alat muzik merupakan alat hiburan atau permainan, dan hal ini tidak diperselisihkan di antara para ahli bahasa. Seandainya hal itu halal (dibolehkan), tentu Rasul tidak akan mencela tindakan menghalalkan hal tersebut, dan tidak menggandingkannya dengan khamr dan perzinaan. Ibnu Majah di dalam kitab Sunannya mengatakan: Abdullah bin Said telah menceritakan riwayat hadis kepada kami dan Muawiyah bin Salih, dari Hatim bin Hurais dari Abi Maryam, dari Abdurrahman bin Ghanm Al-Asy'ari, dari Abu Malik Al-Asy'ari Radhiallahu’anhu bahwa ia berkata: Rasulullah telah bersabda : "Sungguh akan ada manusia-manusia dari umatku yang meminum khamr yang mereka namakan dengan nama lain, kepalanya dipenuhi dengan musik dan penyanyi-penyanyi wanita. Maka Allah akan menenggelamkan mereka ke dalam bumi dan menjadikan di antara mereka aa kera dan babi." (sanad hadis ini shahih).

Orang-orang yang menghalalkan muzik -dalam hadis tersebut- diancam bahawa Allah akan menenggelamkan mereka ke dalam bumi dan merubah bentuk mereka menjadi kera dan babi. Meskipun ancaman ini untuk seluruh perbuatan yang tersebut dalam hadis itu, namun masing-masingnya mendapatkan bahagian dari celaan dan ancaman ini.

Dalam hal ini terdapat berbagai riwayat hadis, iaitu hadis dari Sahl bin Sa'ad As Saidi, Imron bin Hushain, Abdullah bin Amru, Abdullah bin Abbas, Abu Hurairah, Abu Umamah Al Bahli, 'Aisyah, Ali bin Abi Thalib, Anas bin Malik, Abdurrahman bin Sabith dan hadits Al-Ghazi bin Rabi'ah. Kami sengaja mengungkapkannya agar para Ahlul Qur'an mendapat kepuasan, di samping agar orang-orang yang suka mendengarkan suara syaitan itu dapat tergugat hatinya.

1. Hadis Sahal bin Sa'id

Ibnu Abi Dunya berkata : Al-Haitsam bin Kharijah telah menceritakan kepada kami, katanya: telah mencertiakan kepada kami Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari Abu Hazim, dari Sahl bin Sa'ad As Saidi bahwa ia telah berkata: Rasulullah bersabda: "Di dalam umatku ini akan ada (siksaan yang berupa) pembenaman, pelemparan dan pengubahan bentuk." Ditanyakan, "Bila hal itu terjadi ya Rasulullah?" Baginda Menjawab, "Jika telah tampak berbagai alat muzik, qainah (hamba wanita yang menjadi penyanyi) serta dihalalkannya khamr."

2. Hadits Imran bin Hushain

Hadis ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari hadis Al-A'masy, dari Hilal bin Yisaf, dari Imran bin Hushain yang berkata : Rasulullah telah bersabda : "Pada umatku nanti akan ada (siksaan atau bencana yang berupa) pembenaman, pelemparan dan perubahan bentuk." Lalu salah seorang di antara kaum muslimin ada yang bertanya. "Bila hal itu terjadi, ya Rasulullah?" Baginda menjawab, "Jika telah tampak berbagai qainah (hamba wanita yang menjadi penyanyi), alat-alat muzik dan diminumnya khamr." At-Tarmizi mengatakan bahawa hadis ini gharib.

3. Hadits Abdullah bin Amru

Imam Ahmad di dalam Musnadnya dan juga Abu Daud sama-sama meriwayatkan hadis dari Abdullah bin Amru bahwa Rasulullah telah bersabda, "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengharamkan atas umatku : khamr, judi, kubah (kartu atau dadu; boleh juga diertikan at-thibl (genderang; juga termasuk jenis alat muzik lainnya) dan ghubaira' (minuman keras yang diperas dari jagung yang biasa dibuat oleh orang-orang Habasyah); dan setiap yang memabukkan itu haram." Dalam lafaz Ahmad yang lain disebutkan : "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengharamkan atas umatku khamr, judi, mizr (sejenis ghubaira', namun ada yang mengatakan terbuat dari gandum), kubah dan qinnin (jenis permainan judi yang dilakukan oleh bangsa Romawi; namun ada pula yang mengertikan genderang yang biasa ditabuh oleh orang-orang Habasyah)."

4. Hadits Ibnu Abbas

Di dalam Musnad Ahmad juga disebutkan riwayat dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu bahawa Rasulullah telah bersabda : "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengharamkan khamr, judi dan kubah. Setiap yang memabukkan itu haram."

5. Hadits Abu Hurairah

At-Tirmizi meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah telah bersabda : "Jika harta hanya diedarkan pada kalangan terbatas, amanat jadi barang rampasan, zakat sebagai hutang, ilmu dipelajari untuk selain agama, seorang lelaki (suami) mentaati isterinya dan menderhakai ibunya, mendekatkan temannya dan menjauhkan ayahnya, tampak suara-suara di dalam masjid, orang yang fasik tampil memimpin kabilah, orang yang paling hina menjadi pimpinan suatu kaum, seorang dimuliakan kerana ditakuti kejahatannya, muncul penyanyi-penyanyi dari hamba-hamba wanita dan berbagai alat muzik, diteguknya khamr dan orang-orang akhir dari umat ini telah melaknat (mengutuk) umat terdahulu; maka ketika itu tunggulah angin merah, gempa bumi, perubahan bentuk, penjerumusan serta tanda-tanda lain yang beruntun seperti sebuah jaring tua (usang) yang jika kawatnya terputus maka akan terus merembet." At Tirmizi mengatakan hadis ini hasan gharib.

Ibnu Abi Dunya berkata : Abdullah bin Umar Al-Jusyami menceritakan kepada kami, katanya: telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Salim yaitu Abu Dawud, katanya: Hasan bin Abi Sinan telah menceritakan kepada kami dari seorang lelaki, dan Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu yang berkata bahwa Rasulullah telah bersabda : "Suatu kaum dari umat ini pada akhir zaman akan diubah menjadi kera dan babi”. "Para sahabat bertanya. "Ya Rasulullah, bukankah mereka itu bersaksi bahawa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan bahawa Muhammad adalah utusan Allah?" Baginda menjawab. "Ya, bahkan mereka juga menunaikan solat, puasa dan haji." Ditanya lagi. "Apa sebabnya mereka jadi begitu?" Baginda menjawab, "Mereka hanyut oleh muzik, rebana dan qainah (budak yang menjadi biduanita) dan mereka begadang dengan suguhan minuman dan hiburan, lalu pada esok harinya mereka diubah bentuknya menjadi kera dan babi." (hadits dha'if)

6. Hadits Abu Umamah Al-Bahili

Hadits ini dikemukakan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dan juga oleh At-Tirmizi bahwa Rasulullah telah bersabda. "Ada sekelompok dari umatku yang begadang dengan suguhan makanan dan minuman serta hiburan dan permainan, kemudian esok harinya mereka menjadi kera dan babi, lalu dikirimkan angin terhadap orang-orang yang hidup di antara mereka, kemudian angin itu menghamburkan mereka sebagaimana telah menghamburkan orang-orang sebelum kalian lantaran mereka telah menghalalkan khamr, menabuh rebana, dan mengambil hamba-hamba wanita untuk menyanyi."

Di dalam sanad hadis ini terdapat Farqad As-Sabakhi yang termasuk pembesar kaum Salih, namun demikian ia tidaklah kuat dalam hal hadis. At-Tirmizi mengatakan: "Yahya bin Asa'id melemahkannya namun ada juga perawi-perawi yang mengambil riwayat darinya."

Ibnu Abi Dunya berkata : Abdullah bin Umar Al-Jusyami menceritakan kepada kami, katanya: telah menceritakan kepada kami Ja'far bin Sulaiman, katanya: "Farqad As-Sabakhi menceritakan kepada kami: telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Sa'id bin Al-Musayyab, katanya: telah menceritakan kepadaku Ashum bin Amru Al-Bajali dari Abu Umamah dari Rasulullah bahawa baginda bersabda : "Akan ada suatu kaum dari umat ini yang menghabiskan malamnya di atas makanan, minuman dan hiburan. Lalu pada pagi harinya mereka telah diubah bentuknya menjadi kera dan babi. Dan pasti mereka itu akan terbenam ditelan bumi, sehingga pada esok harinya orang-orang pun bercerita, "Kampung si fulan terbenam malam tadi, Bani Fulan terbenam ditelan bumi tadi malam!" Dan pasti akan dikirimkan (dijatuhkan) batu-batuan dari langit terhadap mereka sebagaimana pernah dijatuhkan terhadap kaum Nuh, atas kabilah-kabilah yang ada di dalamnya dan atas kampung-kampung (rumah) yang ada di dalamnya. Pasti akan dikirimkan pula kepada mereka angin pemusnah yang pernah membinasakan bangsa 'Ad, kerana mereka meminum khamr, memakan riba', menjadikan budak-budak wanita untuk menyanyi, dan memutuskan tali kekeluargaan." (Hadits dha'if ).

Di dalam Musnad Imam Ahmad disebutkan riwayat hadis dari Ubaidillah bin Zahr, dari Ali bin Yazid, dari Al-Qasim, dari Abu Umamah, dari Rasulullah bahwa beliau bersabda : "Sesungguhnya Allah mengutusku sebagai rahmat dan petunjuk bagi seluruh alam, dan memerintahku untuk membinasakan seruling, gendang, alat-alat muzik senar dan patung-patung (berhala) yang disembah di masa jahiliyah." (Hadits dha'if ).

Al-Bukhari mengatakan: "Ubaidillah bin Zahr itu tsiqat (terpecaya)." (sekian banyak ulama menyatakan dha'if. Lihat At-Tahdzib, VII/13). Ali bin Yazid adalah dha'if dan Al-Qasim bin Abdurrahman Abu Abdurrahman adalah tsiqat.

At-Tirmizi dan Imam Ahmad dalam Musnadnya juga meriwayatkan dengan sanad yang sama seperti ini bahawa Nabi telah bersabda, "Janganlah engkau jual qainah (hamba wanita menjadi biduanita), jangan membelinya dan jangan mengajarinya. Tiada kebaikannya dalam memperdagangkannya dan harganya itu haram. Berhubungan dengan hal ini maka turunlah ayat: "Di antara manusia ada orang yang membeli lahwul hadits untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah." (Luqman : 6). (Hadits ini dha'if kerana kedha'ifan perawinya, iaitu Abdullah bin Zahr dan Ali bin Yazid. Al-Albani mendha'ifkannya dalam Dha'iful Jami' (6189) hal. 893 -894)

7. Hadits Aisyah radhiallahu 'anha

Ibnu Abi Dunya berkata : Al-Hasan bin Mahbub menceritakan kepada kami, katanya: telah menceritakan kepada kami Abu An-Nadhar iaitu Hasyim bin Al-Qasim, katanya: telah menceritakan kepada kami Abu Ma'syar dari Muhammad bin Al-Munkadir dari "Aisyah radhiallahu'anha bahawa dia berkata : Rasulullah telah bersabda: "Pada umatku nanti akan terjadi tanah runtuh, pengubahan bentuk dan pelemparan”, "Aisyah bertanya, "Ya Rasulullah, sedangkan kaum itu masih mengatakan Laa ilaaha ilallah?" Baginda menjawab, "Jika telah tampak biduanita-biduanita, telah muncul perzinaan, diteguknya khamr dan dipakainya kain sutera ,maka di sinilah hal itu terjadi." (Ibnu Abi Dunya meriwayatkan hadis ini dalam Dzammul Malalhi, hadits no. 3. Sanad hadits ini dha'if, namun banyak syawahid (bukti atau penguat dari hadis lain) yang mengangkat darjat hadis ini ke tingkat hasan lighairihi).

Ibnu Abi Dunya juga meriwayatkan: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Nashih, katanya : Baqiyyah bin Al Walid telah menceritakan kepada kami Yazid bin Abdullah Al-Juhani, katanya: telah menceritakan kepadaku Abul A'la dari Anas bin Malik bahwa ia pernah mengunjungi 'Aisyah radhiallahu'anha beserta seorang teman. Orang itu berkata, "Ya Ummul Mukminin, ceritakanlah kami tentang gempa!" 'Aisyah radhiallu'anha menjawab, "Itu merupakan nasihat (pelajaran), rahmat dan berkat bagi orang-orang mukmin serta merupakan hukuman, azab serta kemurkaan terhadap orang-orang kafir," Anas berkata, "Aku tiada mendengar satu hadis pun setelah Rasulullah (wafat) yang membuatku sangat bergembira daripada hadits ini." (Sanad hadits ini dha'if).

8. Hadits Ali Radhiyallahu’anhu.

Ibnu Abi Dunya berkata: telah menceritakan kepada kami Ar-Rabi' bin Tsaqlab, katanya: Farj bin Fadhalah menceritakan kepada kami riwayat dari yahya bin Sa'id, dari Muhammad bin Ali, dari Ali radhiallahu'anhu, katanya Rasulullah telah bersabda: "Jika umatku telah melakukan lima belas perilaku, maka ia layak mendapatkan bala' (bencana)," Ditanyakan, "Apakah kelima belas perilaku itu ya Rasulullah" Baginda menjawab, "Jika kekayaan hanya berputar pada kalangan tertentu, amanat menjadi barang rampasan, zakat menjadi hutang; seorang lelaki (suami) menuruti pada isterinya dan menderhakai ibunya; berbuat baik kepada teman namun kasar terhadap ayahnya sendiri; ditinggikannya suara-suara di masjid; yang menjadi pemimpin suatu kaum adalah orang yang paling hina di antara mereka; seseorang dimuliakan kerana ditakuti kejahatannya; diminumnya khamr; dipakainya kain sutera, mengambil para biduanita; dan orang-orang akhir dari umat ini telah melaknat orang-orang terdahulu. Maka kalau sudah demikian, tunggulah datangnya angin merah, tanah runtuh dan pengubahan bentuk." (Di dalam sanad hadits ini terdapat Al-Farj bin Fadhalah yang oleh sebagian ahli hadits dinyatakan dha'if mengenai hafalannya, namun Al-Albani mensahihkan hadits ini dalam Takhrijul Misykat, 5451).

Abdul Jabbar bin Ashim menceritakan kepada kami, katanya : telah menceritakan kepada kami Ismail bin Asysy dari Abdurrahman At-Tamimi, dari Abbad bin Abu Ali, dari Ali bin Abi Thalib Radhiallahu’anhu dari Nabi bahawa baginda telah bersabda: "Segolongan dari umatmu nanti akan ada yang diubah menjadi kera, ada yang dihantam oleh angin yang membinasakan. Itu semua disebabkan kerana mereka meneguk khamr, memakai kain sutera, mengambil biduanita-biduanita, dan bermain muzik." (Di dalam sanad hadits ini terdapat Abbad bin Abi Ali yang sebagaimana dikomentari oleh Ibnu Al Qatthan disangsikan adalahnya (Al Mizan, 2: 370), Ibnu Hajar dalam At-Taqrib (7137) hal. 290 menyatakan maqbul (dapat diterima) jika ada penguatnya, dan jika tidak maka ia lemah hadisnya. Juga terdapat Ismail bin Asyasy di mana riwayatnya selain dari ulama Syam adalah dha'if (An Nizab, 1:240), sedangkan dalam riwayat ini bukan dari ulama Syam. Dengan demikian dha'if).

9. Hadits Anas Radhiyallahu’anhu

Ibnu Abi Dunya berkata : Abu Amru harun bin Umar Al Qursyi menceritakan kepada kami, katanya: telah menceritakan kepada kami Al-Khasib bin Katsir dari Abu Bakar Al-Hudzali, dari Qatadah, dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu yang berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam telah bersabda : "Pada umatku ini akan terjadi pembenaman, pelemparan dan pengubahan bentuk. Itu terjadi jika umat tersebut telah meneguk khamr, mengambil biduanita-biduanita dan bermain muzik." (Sanad hadis ini rosak kerana ada Abu Bakar Al-Hudzali. Disebutkan bahawa namanya adalah Sulami bin Abdullah dan ada yang mengatakannya namanya Rauh. Dia seorang yang hadisnya ditinggalkan (matrukul hadis) sebagaimana disebutkan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam At Taqrib (8002) hal. 625).

Ibnu Abi Dunya juga mengatakan : Abu Ishaq Al-Azdi telah memberitahukan kepada kami, katanya : telah menceritakan kepada kami Ismail bin Uwais, katanya: telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari salah satu putera Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu dan juga dari yang lainnya, dari Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu bahwa ia berkata: Rasulullah Radhiallahu’anhu telah bersabda: "Pada umat ini kelak ada orang-orang yang menghabiskan malamnya dengan makanan, minuman dan muzik. Lalu esok harinya mereka diubah bentuk menjadi kera dan babi." (Di dalam sanad hadis ini terdapat Abdurrahman bin Zaid bin Aslam yang dha'if seperti disebutkan dalam Taqribut Tahdzib (3867) hal. 340. Juga terdapat rawi yang tidak jelas, karena tidak ada namanya. Dengan demikian sanad hadis ini dha'if. Namun dengan syawahid yang ada, ia dapat naik derajat menjadi hasan lighairihi).

10. Hadits Abdurrahman bin Sabith

Ibnu Abi Dunya berkata : Ishaq bin Ismail telah menceritakan kepada kami, katanya: telah menceritakan kepada kami Jarir : dari Aban bin Taghlab, dari Amru bin Murrah, dari Abdurrahman bin Sabith, bahwa ia berkata : Rasulullah telah bersabda: "Pada umatku nanti akan terjadi pembenaman (tanah runtuh), penglemparan dan pengubahan bentuk." Para sahabat bertanya: "Bila hal itu akan terjadi, ya Rasulullah?" Baginda menjawab, "Jika mereka telah bermaharajalelakan muzik dan menghalalkan khamr." (Hadis ini mursal, kerana yang membawakan hadis ini adalah seorang dari kalangan Tabi'in (yang tidak pernah bertemu Nabi), iaitu Abdurrahman bin Sabith, meskipun ia sebenarnya tsiqat. Ia banyak meriwayatkan hadits secara mursal, sebagaimana dikatakan Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam At Taqrib (3867) hal. 340).

11. Hadits Al Ghazi bin Rabi'ah

Ibnu Abi Dunya berkata: Abdul Jabbar bin Ashim telah menceritakan kepada kami, katanya: telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ayasy, dari Ubaidullah bin Ubaid, dari Abul Abbas Al-Hamdani, dari Umarah bin Rasyid, dari Al-Ghazi bin Rabi'ah -yang mengangkat (menyambungkan) hadis ini kepada Nabi- bahwa baginda mengatakan: "Suatu kaum nanti pasti akan berubah menjadi kera dan babi sedang mereka masih berada di atas dipan-dipan mereka. Itu disebabkan kerana mereka meneguk khamr, bermain muzik dan mengambil biduanita." (Hadits mursal, kerana Al-Ghazi adalah seorang dari kalangan Tabi'in).

Ibnu Abi Dunya berkata: Abul Jabbar bin Ashim telah menceritakan kepada kami, katanya: telah menceritakan kepada kami Al-Mughirah bin Al-Mughirah dari Shalih bin Khalid -yang mengangkat (marfu') hadis tersebut kepada Nabi- bahawa baginda bersabda: "Akan ada manusia dari umatku ini yang menghalalkan sutera, khamr dan musik. Dan pasti Allah akan mendatangkan gunung yang besar sehingga gunung itu melalap mereka, dan sebahagian dari mereka diubah bentuk menjadi kera dan babi." (Hadits mursal).

Ibnu Abi Dunya berkata: Harun bin Ubaid telah menceritakan kepada kami, katanya: Yazid bin Harun telah menceritakan kepada kami, katanya: telah menceritakan kepada kami Asyras Abu Syaiban Al-Hudzali yang berkata: aku pernah berkata kepada Farqad As-Sabakhi: Beritahukan kepadaku wahai Abu Ya'qub mengenai kejadian-kejadian aneh yang aku baca dalam Taurat, bahawa akan ada pengubahan bentuk, pembenaman dan penglemparan pada uamt Muhammad ini yang termasuk ahlu kiblat! Wahai Abu Ya'qub, apa sebenarnya perbuatan mereka itu?" Ia menjawab: "Itu disebabkan kerana mereka mengambil biduanita-biduanita untuk menyanyi, menabuh rebana (bermain muzik) serta memakai pakaian sutera dan emas. Jika kamu hidup hingga dapat melihat tiga perbuatan, maka yakinlah, bersiap-siaplah dan berhati-hatilah!" Aku bertanya, "Apa itu?" Ia menjawab, "Jika kaum lelaki bersama kaum lelaki (gay) dan kaum perempuan bersama kaum perempuan (homoseks) dan bangsa Arab sudah suka terhadap bejanan orang A'jam, maka itulah saatnya!" Aku bertanya kepadanya, "Apakah khusus orang Arab?" Ia menjawab, "Tidak, namun seluruh ahlu kiblat." Selanjutnya dia berkata: "Demi Allah, orang-orang seperti itu pasti akan dilempari batu dari langit yang akan menghancurkan mereka dalam keadaan sedang di jalanan dan di tengah-tengah kabilah mereka seperti yang pernah menimpa kaum Luth; yang lain diubah bentuk mereka menjadi kera dan babi seperti yang pernah terjadi pada Bani Israil; dan sebahagian lagi dari mereka dibenamkan ke dalam bumi seperti yang pernah menimpa Qarun. Banyak sekali khabar (hadis) yang menjelaskan tentang adanya al-maskh (pengubahan bentuk) pada umat ini yang bersifat muqayyad, namun kebanyakan hadis menyebutkan akan menimpa orang-orang yang bergelimang dengan nyanyian dan para peminum khamr, dan sebagaimana bersifat muthlaq. Salim bin Abu Al-Ja'd mengatakan: Sungguh akan datang kepada manusia suatu zaman di mana ketika itu orang-orang berkumpul di depan pintu rumah seorang lelaki untuk menunggu keluarnya lelaki dari dalam rumahnya untuk menemui mereka lalu mereka meminta keperluan kepadanya, lalu lelaki itupun keluar dalam keadaan sudah berubah bentuk menjadi kera atau babi. Dan seorang lelaki akan melewati dan bertemu dengan lelaki lain di kedainya yang sedang berjualan, lalu ia kembali sudah berubah menjadi kera atau babi."

Malik bin Dinar berkata :"Telah sampai kepadaku bahawa pada akhir zaman nanti akan ada badai dan kegelapan, lalu orang-orang pun meminta tolong kepada ulama-ulama mereka, namun ternyata para ulama itu mendapati mereka telah berubah bentuk." Sebagian ulama mengatakan: "Jika hati itu telah bersifat dengan makar, tipuan dan kefasikan serta telah tercelup dengan hal itu secara sempurna, maka orangnya telah berperilaku seperti perilaku haiwan yang disifati dengan sifat tersebut, diantaranya adalah kera, babi dan sejenisnya. Selanjutnya pensifatan itu terus meningkat sehingga tampaklah di raut mukanya secara remang-remang. Selanjutnya semakin menguat dan bertambah terus sehingga tampak secara jelas di raut muka. Kemudian menguat lagi sehingga paras yang tampak itu terbalik (berubah bentuk) sebagaimana unsur batinnya pun sudah terlebih dahulu terbalik."

Barangsiapa yang memiliki pandangan yang jeli, maka ia akan dapat melihat bahawa sebenarnya paras manusia itu merupakan metamorfosis (penyerupaan) dari paras haiwan di mana secara batin mereka berakhlak dan berperilaku seperti perilaku haiwan tersebut. Maka jika engkau melihat seorang yang curang, suka mengelabuhi, penipu dan pengkhianat, tentu di wajahnya terlihat adanya hasil metamorfosis dari kera. Di raut muka orang-orang Rafidhah (Syi'ah) akan anda lihat wajahnya terlihat adanya hasil metamorfosis dari wajah anjing. Yang lahir (zahir) itu selalu terkait dengan yang batin. Maka jika sifat-sifat tercela itu mendominasi jiwa, maka paras yang lahir pun akan ketara pula.

Oleh kerana itu Nabi menakut-nakuti makmum yang mendahului imam dalam solat berjama'ah bahawa Allah akan menjadikan parasnya sebagai paras keledai, kerana secara batin ia memang menyerupai keledai. Sebab, jika ia mendahului imam, maka solatnya akan rosak dan pahalanya akan gugur. Maka makmum yang seperti itu, bodohnya seperti keledai. Jika hal ini sudah dapat difahami, maka sebenarnya manusia yang paling layak untuk dimetamorfosis adalah manusia-manusia yang disebutkan oleh hadis-hadis di atas. Merekalah manusia yang paling cepat dimetamorfosis menjadi kera dan babi kerana adanya keserupaan batin antara mereka dengan binatang itu. Hukuman-hukuman Allah Subhanahu wa Ta’ala -na'udzu billah- berjalan sesuai dengan kebijaksanaan dan keadilan-Nya. Telah kami kupas masalah keserupaan orang-orang yang menyanyi serta yang terfitnah dengan mendengarkan lagu-lagu syaitan serta telah kami hantam habisan- habisan dalam kitab kami yang cukup besar yang mengupas masalah ini. Kami sebutkan pula perbezaan antara apa yang cukup besar dapat digerakkan dari mendengarkan bait-bait dan apa yang bisa digerakkan dari mendengarkan ayat-ayat. Barangsiapa yang ingin lebih jauh lagi memahami hal ini, maka silakan baca buku tersebut. Masalah ini memang sengaja kami kupas sedikit dalam buku ini, kerana hal ini termasuk di antara perangkap syaitan.

Wabillahit taufiq.

(Buku yang dimaksudkan Ibnul Qayyim tersebut sekarang sudah diterbitkan dengan judul "Al-Kalam 'ala Masalitis Sama" yang ditahqiq oleh Syaikh Rasyid Abdul Haziz Al-Hamd). (Dikutip dari terjemah kitab Ighotsatul Lahfan, Edisi Indonesia Menyelamatkan Hati dari Tipu Daya, karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyah.)

Sumber: http://ashthy.wordpress.com